PPTIM: Saatnya Keputusan Besar, Bukan Birokrasi, untuk Selamatkan Warga Sumatera

    PPTIM: Saatnya Keputusan Besar, Bukan Birokrasi, untuk Selamatkan Warga Sumatera

    JAKARTA — Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PPTIM) mendesak pemerintah pusat segera mengambil langkah luar biasa untuk menangani banjir dan longsor besar yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. PPTIM menilai kerusakan infrastruktur dan luasnya wilayah terdampak membuat penanganan bencana tidak dapat lagi dilakukan secara biasa.

    Ketua Umum PPTIM Muslim Armas mengatakan percepatan perbaikan infrastruktur utama, seperti jalan nasional dan jembatan penghubung, harus menjadi prioritas. Kerusakan infrastruktur tersebut telah menghambat evakuasi korban dan distribusi bantuan ke wilayah yang masih terisolasi.

    “Jangan sampai masyarakat menunggu lebih lama hanya karena jalur utama belum dipulihkan, ” kata Muslim Armas di sela Rapat Kerja II PPTIM di Aula Masjid Baiturrahman, kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat,  

    PPTIM juga meminta pemerintah untuk segera menerjunkan alat berat berikut suplai bahan bakar tambahan ke daerah-daerah yang terputus total dari akses darat. Mengingat banyak wilayah tidak lagi dapat ditembus kendaraan, Muslim Armas menekankan pentingnya pengiriman peralatan dan logistik melalui jalur udara.

     “Jika dibutuhkan, angkut dengan helikopter. Ini soal nyawa dan waktu, ” ujarnya.

     Selain upaya perbaikan infrastruktur, PPTIM mendesak pemerintah membuka akses bantuan asing untuk membantu penanganan bencana di Aceh. Hingga kini, banyak wilayah terutama di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, hingga Aceh Tenggara masih belum tersentuh bantuan pemerintah akibat terisolasi sepenuhnya. Sejumlah Bupati di Aceh telah mengaku kewalahan, terutama terkait distribusi air bersih bagi ribuan penyintas.

    Menurutnya, pembukaan pintu bantuan asing merupakan langkah krusial ketika kapasitas penanganan nasional tidak mencukupi. “Prinsipnya sederhana: selamatkan dulu warga kita. Jika negara sahabat siap membantu, tidak ada alasan untuk menutup akses tersebut, ” tegasnya.

    PPTIM menilai bahwa langkah paling efektif untuk mempermudah mobilisasi bantuan lintas lembaga, termasuk dukungan internasional, adalah dengan menetapkan status Darurat Bencana Nasional untuk banjir dan longsor di Sumatera. Penetapan status ini akan memberikan kewenangan lebih luas bagi pemerintah pusat untuk mengoordinasikan operasi kemanusiaan secara terpadu dan cepat.

    Muslim meminta Gubernur Aceh Muzakir Manaf segera menyurati Presiden Prabowo Subianto untuk mendesak penetapan status Darurat Bencana Nasional agar penanganan korban dan dampak kerusakan lebih optimal dan komando lebih terpusat.

    Kerusakan Melebih Tsunami 2004.
    Lebih lanjut, dia menyebut skala kerusakan akibat bencana kali ini bahkan melebihi dampak awal tsunami Aceh 2004. Daerah terdampak baik langsung maupun tidak langusng, lebih luas dari pulau Jawa. Karena itu, PPTIM meminta pemerintah membentuk lembaga khusus yang menangani rehabilitasi dan rekonstruksi jangka panjang. Lembaga tersebut diharapkan dapat bekerja lintas kementerian, fokus, dan memiliki target pemulihan yang terukur.

    PPTIM juga mengingatkan bahwa transparansi dan keterbukaan informasi publik harus dijaga dalam proses penanganan bencana. Masyarakat berhak mengetahui perkembangan kondisi lapangan, jumlah korban, alur bantuan, serta upaya pemulihan. Tanpa keterbukaan, penanganan bencana akan menghadapi tantangan tambahan berupa kesimpangsiuran informasi.

    Dalam pernyataannya, ketua umum PPTIM menegaskan bahwa saat ini bukan waktu untuk proses birokrasi yang panjang. Ia menyerukan agar pemerintah segera mengambil langkah-langkah besar dan cepat demi menyelamatkan warga Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat serta mempercepat pemulihan pascabencana. (Muhammad) 

    jakarta
    Anton Atong Sugandhi

    Anton Atong Sugandhi

    Artikel Sebelumnya

    Indonesia Harus Jaga Tambang Nickel Kita,...

    Artikel Berikutnya

    Aceh Utara Lumpuh Diterjang Banjir, 347...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Polda Metro Jaya Berhasil Ungkap Praktek Aborsi Ilegal di Jaktim 5 Tersangka Diamankan
    Korem 084/Bhaskara Jaya Sabet Juara 1 Lomba Tenis Lapangan HUT Kodam V/Brawijaya
    Brimob Sigap Beri Pertolongan Korban Kecelakaan di TMP Kalibata
    Paspor Tunggal Nasional, Simplifikasi Layanan Imigrasi Mulai 2027
    RI Bangun 'Sovereign AI' Lewat AI Talent Factory
    Supaya Persawahan Padaherang Kalipucang Patimuan Tidak Kebanjiran Perlu Pengerukan pada Pendangkalan Penyempitan Alur Sungai di Muara Palataragung, Majingklak, Cikabuyutan dan di alur sungai Majingklak menuju Cilacap
    Indonesia Harus Jaga Tambang Nickel Kita, Inilah Manfaat dan Kegunaan Nickel dalam Kehidupan Sehari-Hari
    Mantan Sekdes Sukaresik Dicokok, Diduga Gelapkan Dana Desa Rp706 Juta
    Aceh Utara Lumpuh Diterjang Banjir, 347 Ton Beras Disalurkan namun Hunian Sementara Mendesak
    Polri Siapkan Perangkat Starlink di Lokasi Bencana, Warga Akhirnya Bisa Terhubung Kembali dengan Keluarga
    Polri Siapkan Perangkat Starlink di Lokasi Bencana, Warga Akhirnya Bisa Terhubung Kembali dengan Keluarga
    Tuduhan Korupsi Ratusan Miliar oleh Beberapa Media juga yang Dilaporkan ke Kejaksaan Agung RI tidak Memiliki Dasar Hukum Kuat
    Mantan Sekdes Sukaresik Dicokok, Diduga Gelapkan Dana Desa Rp706 Juta
    38 Kasus HIV Pangandaran Tahun 2025 Ditemukan 15 Orang dari Sex Lelaki Sama Lelaki, Dinkes Fokus Perketat Pencegahan Pelacakan Pasangan Berisiko
    Polri Siapkan Perangkat Starlink di Lokasi Bencana, Warga Akhirnya Bisa Terhubung Kembali dengan Keluarga
    Supaya Persawahan Padaherang Kalipucang Patimuan Tidak Kebanjiran Perlu Pengerukan pada Pendangkalan Penyempitan Alur Sungai di Muara Palataragung, Majingklak, Cikabuyutan dan di alur sungai Majingklak menuju Cilacap
    Keluarga Tanah Rencong Surabaya Raya Kirim Bantuan Beras 2 Ton ke Desa Terisolir di Pameu, Rungsip Aceh Tengah dan Pidie Jaya.
    Mantan Sekdes Sukaresik Dicokok, Diduga Gelapkan Dana Desa Rp706 Juta
    Aceh Utara Lumpuh Diterjang Banjir, 347 Ton Beras Disalurkan namun Hunian Sementara Mendesak
    Terima Piagam Penghargaan IHAI 2025 Pangandaran Masuk 6 Besar di Jawa Barat

    Ikuti Kami